01 August 2012

Pemutaran Hari#1 Film-film Terbaik FFDB 2012

Inilah empat di antara 11 film terbaik Festival Film Dokumenter Bali (FFDB) 2012. Film ini diputar di Auditoriom STIKOM Bali Jl. Raya Puputan No. 86, Renon, Denpasar Pkl. 19.00 WIta.

1. PERMATA DI TENGAH DANAU
Sutradara: Andi Hutagalung
Produksi : Media Identitas, Medan

Berawal dari kegelisahan sebagai perantau, Togu Simorangkir meninggalkan kemapanan di Jakarta dan kembali ke Tanah Batak. Di sebuah desa di Pulau Samosir, ia mendirikan sanggar belajar yang diberi nama Sopo Belajar. Sopo Belajar meretas keterbatasan akses anak-anak desa terhadap informasi dan pengetahuan. Melalui buku dan permainan, anak-anak diajak menyelaraskan diri dengan kehidupan dan alam sekitar. Meski tantangan silih berganti, niat untuk melahirkan permata-permata yang berani bermimpi tak pernah surut.

2. GORESAN ANAK-ANAK GUMELEM
Sutradara: Bowo Leksono
Produksi : Komunitas Gumelem, Purbalingga

Sebuah tradisi adalah pengristalan dari nilai-nilai baik secara turun temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan berabad-abad. Membatik adalah satu di antara sekian banyak tradisi baik yang berkembang di Gumelem. Kini, di tengah arus deras perubahan yang diakibatkan oleh membanjirnya kebudayaan modern ke Nusantara, banyak tradisi yang ditinggalkan oleh pendukungnya. Tak terkecuali tradisi membatik. Namun, Desa Gumelem punya cara sendiri untuk mengajari anak-anak mereka agar memahami goresan yang ditorehkan secara turun temurun oleh nenek moyang mereka.


3. MADE TARO, BENTENG TERAKHIR PERMAINAN TRADISIONAL BALI
Sutradara: Sigit Purwono
Produksi : Raturu Production, Denpasar

Film ini mengisahkan rangkaian aktivitas Made taro yang mendedikasikan hidupnya pada seni dan permainan tradisional Bali. Totalitas seorang Made tari pada seni dan permainan tradisional Bali begitu mendalam. Hampir seluruh hidup dan waktunya dia curahkan untuk melestarikan seni dan permainan tradisional yang kini telah semakin terhimpit oleh perubahan zaman. Meski sudah renta, hingga saat in Made taro dengan tekun dan sabar mewariskan ilmunya pada anak-anak di Bali. Berjuang seorang diri, Made Taro tak pernah merisaukan apakah langkahnya akan punya arti atau tidak. Tekadnya, selama masih bernafas, dirinya akan terus berjuang melestarikan permainan tradisional Bali.

4. SATU HATI DI ANTARA DUA DOA
Sutradara: Gede Seen
Produksi : Komunitas Film Buleleng, Buleleng

Di SD No. 3 Temukus yang terletak di Dusun Bingin Banjah, siswanya terdiri dari dua kelompok agama, yaitu Hindu dan Islam. Meskipun mereka berbeda keyakinan namun hubungan mereka dalam keseharian sangat harmonis. Setiap hari Purnama (bulan penuh) dan Tilem (bulan mati), di sekolah tersebut diadakan persembahyangan bersama. Para siswa Hindu mengenakan pakaian sembahyang ala Bali melakukan persembahyangan di pura sekolah, pada saat bersamaan siswa Islam yang mengenakan busana khas Muslim melakukan persembahyangan di tempat yang berbeda namun masih di areal sekolah, dengan tata cara Islam. Gema lantunan doa yang berbeda dari kedua kelompok tersebut seolah menyatu di angkasa. Juga di relung-relung hati mereka.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews